Penjual Kalender Bertahan di Tengah Era Digital

Menjelang pergantian tahun dari 2024 ke 2025, geliat usaha penjual kalender kembali terasa. Pesanan kalender mulai membanjiri percetakan, terutama dari perusahaan, instansi pemerintah, hingga sekolah yang masih menjadikan kalender fisik sebagai media promosi atau alat pengingat jadwal penting.

Sebelumnya, di masa kampanye pemilu, kalender menjadi salah satu alat sosialisasi favorit bagi calon pemimpin untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.

Wajah para calon pemimpin dan janji kampanye sering kali menghiasi lembaran kalender yang tersebar di berbagai sudut kota dan desa. Namun, berbeda dengan pesanan saat kampanye yang bersifat musiman, momen akhir tahun membawa harapan baru bagi para pengusaha percetakan kalender untuk menutup tahun dengan catatan positif.

Meski pesanan kalender akhir tahun cukup menggembirakan, para pengusaha cetak tak menampik bahwa industri ini semakin hari semakin tergerus oleh era digital. Salah seorang pengusaha percetakan kalender, sebut saja Pak Budi, mengaku omzet bisnisnya menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.

“Kalau dulu setiap akhir tahun bisa cetak puluhan ribu eksemplar, sekarang paling hanya separuhnya. Banyak perusahaan yang sekarang beralih ke kalender digital di gadget masing-masing,” ujarnya dengan nada prihatin.

Kalender fisik, meskipun memiliki daya tarik visual dan sentuhan personal yang khas, harus bersaing ketat dengan aplikasi kalender digital yang lebih praktis dan mudah diakses kapan saja.

Namun, di balik tantangan tersebut, optimisme tetap ada. Kalender fisik masih memiliki pasar loyal, terutama di kalangan perusahaan tradisional, lembaga pendidikan, dan komunitas yang menghargai keberadaan kalender cetak sebagai media visual yang lebih mudah dilihat sekilas dibanding membuka aplikasi di ponsel.

Selain itu, desain kalender yang menarik dan unik kini menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik pelanggan. Para pengusaha percetakan pun mulai berinovasi dengan menawarkan kalender tematik, desain kustom, dan bahkan kalender dengan tambahan elemen dekoratif.

Bagi mereka, kalender bukan sekadar alat penanda tanggal, tetapi juga media komunikasi yang memiliki sentuhan personal dan kenangan yang tidak tergantikan oleh layar ponsel.

sumber: https://www.rri.co.id/bisnis/1215925/penjual-kalender-bertahan-di-tengah-era-digital